Saturday, September 15, 2007

Perempuan Dengan Hati Seluas Samudera


Oleh Hayati Rahmah
Perempuan itu sama sekali tidak berbeda dari perempuan lain. Ia hanya seorang anak bungsu dari keluarga yang sederhana. Sejak kecil, seringkali ia harus bekerja keras dan terkadang mendapat perlakuan tidak enak dari saudara-saudaranya. Pendidikannya pun tidak terlalu tinggi. Meski sempat mengecap bangku SMA, tapi ia tidak sampai menamatkannya.

Seorang laki-laki baik melamarnya ketika usianya 22 tahun. Ia pun setuju ketika harus pindah dan meninggalkan kota kelahirannya mengikuti suami yang bekerja di kota lain. Perjalanan waktu mengajarkannya untuk bisa menjalankan peran sosial dengan sangat baik. Jika di awal-awal pernikahan ia sering menangis karena jauh dari keluarganya, pada tahun-tahun berikutnya ia sudah terampil merawat rumah, berbelanja ke pasar, mengasuh anak, dan lain sebagainya.

Meski ia cuma seorang istri dan ibu rumah tangga, tapi perempuan ini bisa menjalankan perannya dengan sempurna. Semua kebutuhan suami selalu ia penuhi. Ia seorang istri yang serba bisa. Suaminya tak pernah pergi ke tukang cukur, karena dialah yang selalu menggunting rambut suaminya. Selalu ada makanan cemilan di rumah, karena ia pintar membuat kue. Ia pandai mengirit uang belanja dan seringkali ia menggunakan keterampilannya menjahit untuk membuat gorden, sarung bantal, seprei dari hasil jahitannya. Semua anak-anaknya pun pernah merasakan pakaian yang dijahit oleh tangannya.

Perempuan itu melahirkan lima orang anak dari rahimnya. Buah hati yang selalu membuatnya bersemangat melakukan semua kegiatan rumah tangga dengan penuh rasa cinta. Mulai dari bangun pagi, mempersiapkan sarapan, mencuci, menyeterika, dan membereskan rumah. Semua dikerjakan sendiri karena kondisi hidup yang pas-pasan. Ketika usianya 30 tahun, saat ketiga anak laki-lakinya masih kecil, suaminya mengajaknya untuk bertemu lebih dekat dengan sang Khaliq, menuju Baitullah Makkah. Sepulang dari haji, pakaian muslimah membalut tubuhnya. Perempuan itu semakin matang menapaki kehidupan.

Semakin tahun, kondisi ekonomi keluarganya semakin membaik. Perempuan itu punya kebiasaan baru. Ia rajin sekali bersedekah. Menjelang bulan Ramadhan, ia akan memborong sarung, membeli bahan kain berpuluh-puluh meter. Semuanya ia jahit dengan tangan dibantu mesin jahit tuanya. Ia mulai menjahit kain itu menjadi mukena. Setelah semua selesai, ia akan mendatangi rumah kerabat, tetangga, dan saudara untuk membagikan mukena hasil jahitannya. “Biarlah mereka memakai mukena buatanku, mudah-mudahan menjadi pahala…”

Uang belanja yang berlebih selalu ia simpan rapi. Jika ada kesempatan, ia akan membeli barang-barang dalam jumlah banyak. Mulai dari sarung, bahan baju, mangkok, gelas, sapu, baskom, seprei, dan lain-lain. Semua ia kumpulkan dengan baik. Tapi barang-barang itu tidak pernah bertahan lama di rumah. Setiap kali ada saudara berkunjung, tetangga datang, sahabat bersilaturahmi, mereka tak pernah pulang dengan tangan kosong. Selalu saja ada yang disedekahkan perempuan itu. Bahkan jika tidak ada sesuatu yang bisa diberi, ia akan menguras dapurnya. Ada-ada saja yang ia beri. Kerupuk, jeruk nipis, pisang, ubi, kelapa atau apa saja yang saat itu ada di rumah.

Setiap kali ia membuat kue atau memasak sesuatu, ia akan menyuruh anaknya untuk mengantar semangkuk makanan ke rumah tetangganya. Bahkan jika ada orang yang memberinya sesuatu, ia seringkali memberikannya untuk orang lain tanpa sempat ia sisakan untuk keluarganya.

Jika tiba saat pulang kampung, ia menjadi perempuan yang paling sibuk. Ia akan berbelanja segala macam sayuran seperti buncis, cabe, atau wortel, buah-buahan seperti apel, jeruk, dan salak. Tak lupa juga ia sempatkan membuat rendang (ia paling jago membuat makanan yang satu ini). Semuanya ia bagikan kepada keluarga di kampung, baik keluarganya maupun keluarga suaminya. Bahkan tak jarang beberapa lembar uang ia selipkan untuk kerabatnya.

Ia begitu rajin bersilaturahim, baik terhadap keluarga, tetangga, atau sahabatnya. Percayalah, setiap kali berkunjung, selalu saja ada yang dibawanya. Entah itu gulai ikan, kue, kelapa, pisang, atau cuma sebungkus kerupuk. Tangannya tak pernah kosong dan selalu memberi.

Di sisi lain, ia selalu mempertahankan ibadahnya. Ia hampir tak pernah meninggalkan shalat dhuha dan tahajud setiap harinya. Terkadang jika hatinya sedang tidak enak, ia bisa begitu lama duduk di atas sajadahnya sambil menangis. Mulutnya pun tak pernah berhenti berdzikir. Dalam tasnya selalu ada tasbih, yang selalu ia pegang ketika berdzikir dalam perjalanan. Ia selalu salat berjamaah bersama suaminya. Seringkali ia rela menunggu suaminya pulang kantor karena hanya ingin mendapat pahala berjamaah. Selesai salat berjamaah, ia bergegas menyiapkan makanan untuk suaminya.

Perempuan ini juga begitu rajin mengunjungi orang sakit. Setiap kali mendengar ada orang yang sakit, ia akan bergegas mengunjunginya, bahkan mengunjungi orang yang sama berkali-kali. Satu yang khas dari dirinya, selalu saja ada yang dibawanya ketika mengunjungi orang lain. Kadang ia mengaji di samping orang yang sakit dan menangis.

Sudah beberapa tahun ini, perempuan itu jarang sekali membeli baju baru, atau perhiasan baru. Semua uangnya disisihkan untuk bersedekah atau menambah uang jajan bagi anaknya. Ia begitu sederhana dan apa adanya.

Perempuan itu selalu membuat saya menangis bila mengingat kebaikannya. Sungguh, saya begitu mencintainya. Perempuan itu adalah ibu saya, seseorang dengan hati seluas samudera

Tuesday, September 4, 2007

Lukisan Kedamaian


Dahulu kala,seorang raja menawarkan hadiah melimpah kepada siapa saja yg dapat melukis kedamaian. Banyak seniman menyerahkan kepada raja karya-karyanya yg indah. (Dari semua lukisan yg indah-indah itu), raja akhrnya memilih dua lukisan.

Lukisan pertama menggambarkan danau yg tenang. Permukaan airnya memantulkan pegunungan tinggi menjulang yg mengelilinginya. Diatas gunung, segumpal awan tipis mengapung di langit.

Lukisan yg kedua menggambarkan badai ganas dg hujan lebat yg menyebabkan sungai mengalir deras. Tebing batu yg terjal diterangi kilat yg menyambar-nyambar sepanjang kanvas. Meskipun demikian, raja hanya melihat induk burung bersama anak-anaknya bersarang di celah-celah batu, terlindung oleh dahan pohon cemara.

"Ini" kata raja, " Lukisan yang selama ini kucari-cari"
kedamaian tdk berarti harus di dapat dari lingkungan yg menyenangkan. Kedamaian adalah ketenangan di hati di tengah badai kehdpan.

Monday, September 3, 2007

Tentang Musik


Musik adalah jemari halus yang mengetuk pintu kalbu untuk membangunkan kehangatan dari tidurnya yang lelap. Ketukan jemari itu membuat hamparan kenangan hadir kembali, setelah hilang di telan pekatnya malam. Ketukan itu membuat kenangan masa silam terbuka kembali, setelah di selubungi berbagai peristiwa yang selalu datang silih berganti.

Alunan nada nada musik adalah senandung lembut yang kerap hadir di lembah lembah imajinasi. Jika nada nada itu di lantunkan dalam melodi kesedihan, maka ia menghadirkan kenangan silam di saat gundah dan putus asa. Tapi jika di lantunkan pada saat hati senang, maka musik menghadirkan kenangan silam di saat damai dan bahagia.

Alunan nada nada musik adalah kumpulan suara kesedihan yang membuat segala kegelisahan memenuhi tulang rusuk, lalu menghadirkan seribu duka. Tapi ia juga bisa berupa susunan kata kata ceria yang segera menguasai kalbu kita, lalu menari riang disela tulang rusuk, menghadirkan seribu bahagia.

Alunan nada musik adalah bunyi petikan pada dawai, yang masuk ke pendengaran kita membawa gelombang lembut. Kadang ia mampu memaksa tetesan airmata menyeruak dari kelopak, kerana merasa gerah bagai tersulut oleh api kerinduan, tak tahan pada desakan gelisah cinta saat berpisah dengan kekasih, kerana himpitan kepedihan cinta yang luka tergores cakar cakar penantian.

Namun ia juga mempu menghadirkan simpul senyuman yang keluar perlahan dari gerakan lembut sepasang bibir indah, sebagai isyarat rasa senang bahagia. Alunan nada musik adalah nafas terakhir akalnya hati dan nafasnya jiwa.

Dipetik dari buku "Musik Dahaga Jiwa"
Oleh Khalil Gibran

Saturday, September 1, 2007

Prediksi Normal Manusia Meninggal Dunia

Rata-rata manusia meninggal dunia antara usia 60 thn-70thn (mayoritas)

Pukul rata manusia meninggal ± 65 th, beruntung yg diberikan umur panjang dan dimanfaatkan sisa umurnya.

?Baligh: Start untuk seseorang di perhitungkan amal baik atau buruknya selama hidup di dunia?
Laki-laki Baligh ± 15 tahun

Wanita Baligh ± 12 tahun

Usia Yang tersisa untuk kita beribadah kepada-Nya kita pukul rata dengan rumus:

MATI-BALIGH= sisa USIA ?????..65-15= 50 tahun

Lalu 50 tahun ini digunakan untuk apa saja ?

12 jam siang hari
12 jam malam hari
24 jam satuharisatumalam

Mari kita telaah bersama.

Waktu kita tidur ± 8 jam/hari
Dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai tidur 18250 hari x 8 jam= 146000 jam=16 tahun, 7 bulan??
di bulatkan jadi 17 tahun

Logikanya : Alangkah sayangnya waktu 17 tahun habis di gunakan untuk tidur, padahal kita akan tertidur dari dunia untuk selamanya?

Catatan: Yang lebih bermasalah lagi bagi mereka yang tumor alias tukang molor, bisa jadi 12 jam/hari =25 tahun habis tertidur!!! Hati-hati dengan penyakit TUMOR?

Waktu aktivitas kita di siang hari ± 12 jam
Dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai aktivitas:18250 hari x12 jam=219000 jam= 25 tahun

Aktivitas disiang hari : Ada yang bekerja, atau bercinta, ada yang belajar atau mengajar, ada yang sekolah atau kuliah, ada yang makan sambil jalan-jalan, ada pula yang gambling sambil maling?
dan masih banyak lagi aktivitas lainnya yang tak pernah bisa disamaratakan satu dengan yang lain??..

Waktu aktivitas santai atau rilexsasi ± 4 jam
Dalam 50 tahun waktu yang dipakai rileksasi 18250 hari x 4 jam= 73000 jam = 8 tahun

Realisasi rileksasi: biasanya nonton tv sambil minum kopi, ada pula yang belajar mati-matian/ bikin contekan habis-habisan buat ujian, atau mungkin dihabiskan termenung di buai khayalan??

17 tahun + 25 tahun + 8 tahun = 50 tahun Plus plos/ Balance
Tidur??Ngelembur? Nganggur


Lalu kapan Ibadahnya?
Padahal manusia diciptakan-Nya tiada lain dan tiada bukan untuk semua dan segalanya hanyalah beribadah kepada-Nya, karena satu hal yang pasti kita akan kembali ke alam hakiki Illahi.

Maut datang menjemput tak pernah bersahut
Malaikat datang menuntut untuk merenggut
Manusia tak kuasa untuk berbicara
Tuhan Maha Kuasa atas syurga dan Neraka?
Memang benar! kuliah itu ibadah, kalau niat kuliahnya untuk ibadah, lha wong kita mah kuliah mau nyari ijazah, bakal nanti bekerja agar mudah mencari nafkah?

Memang benar ! Bekerja cari nafkah itu ibadah, tapi bekerja yang bagaimana? Orang kita bekerja sikut sanah sikut sinih, banting tulang banting orang, tujuan utamanya cari uang buat beli barang-barang biar dipandang orang-orang? ..


jarang orang menolak untuk di puji dan di puja tatkala mereka berjaya ?
Pernah kita membaca bismillah saat hendak berangkat kuliah tapi sayang hanya sekedar pernah?
Pernah kita berniat mulia saat hendak mencari nafkah, tapi semuanya terlupa ketika melihat gemerlapnya dunia.

Lalu kapan ibadahnya?
Oh mungkin saat sholat yang 5 waktu itu dianggap cukup ?!
Karena kita pikir; sholat begitu besar pahalanya, sholat amalan yang dihisab paling pertama, sholat jalan untuk membuka pintu syurga???Kenapa kita harus cukup kalau ibadah kita hanyalah sholat kita !

Berapa sholat kita dalam 50 tahun ?

1x sholat = ± 10 menit ?..5x sholat ± 1 jam
Dalam waktu 50 tahun waktu yang terpakai sholat=18250 hari x I jam =18250 jam= 2 tahun
ini dengan asumsi semua sholat kita diterima oleh Allah swt.

Kesimpulan: waktu yang kita manfaatkan dalam 50 tahun di dunia cuma 2 tahun untuk sholat????
2 tahun dari 50 tahun kesempatan kita?.itupun belum tentu sholat kita bermakna berpahala dan di terima..
Dan sekiranya sholat kita selama 2 tahun berpahala rasa-rasanya tidak sebanding dengan perbuatan dosa-dosa kita selama 50 tahun; dalam ucap kata kita yang selalu dusta, baik yang terasa maupun yang di sengaja, dalam ucap kata kita yang selalu cerca terhadap orangtua, dalam harta kaya kita yang selalu kikir terhadap orang faqir, dalam setiap laku langkah kita yang selalu bergelimang dosa.

logikanya:
Bukan satu yang tidak mungkin kita umat di akhir jaman akan berhamburan di neraka untuk mendapatkan balasan kelalaian.
Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma selama manusia hidup di dunia dan semuanya itu akan menjadi bencana.

arsip...